Bukan Dawir, Tapi Entrepreneur: Habaib Ampel Menjawab Fitnah

 


Tamzilul Furqon

Jum'at, 22 Agustus 2025

Faktakini.info

"Bukan Dawir, Tapi Entrepreneur: Habaib Ampel Menjawab Fitnah"

Kalau kita jujur menatap realita, tuduhan bahwa “semua Habaib itu dawir, minta-minta, numpang makan” jelas tuduhan ngawur. Itu lahir dari kebencian dan generalisasi buta. Sama seperti menuduh “semua politisi maling” hanya karena ada segelintir yang basah. Padahal faktanya, habaib—khususnya dzurriyah Ba‘Alawi—punya sejarah panjang ilmu, dakwah, pendidikan, dan kontribusi sosial yang tidak bisa dipadamkan hanya dengan gosip murahan.

Buktinya, siang ini saya duduk ngobrol hangat dengan Habib Husen bin Syekh Abu Bakar, pemilik restoran Abby’s Chicken. Obrolan ngalir, penuh canda, dan sama sekali tidak ada kesan “dawir” seperti yang dituduhkan sebagian orang. Bahkan saya dipaksa minum ini dan makan itu menawarkan jamuan dengan menu yang lumayan mewah, tapi saya tolak dengan sungguh dan serius. Dari sini kelihatan jelas: marwah seorang habib tetap terjaga, hidup dari usaha halal, dan tidak pernah menadahkan tangan meminta-minta.

Dan mari tengok sekeliling Ampel. Banyak habaib di sana yang justru hidup mapan dan mandiri. Ada yang menjadi pemilik Hotel Royal Quds, ada yang mengelola Apotek KAHA, ada pula yang menjalankan Travel dan berbagai usaha lain. Jadi, kalau masih ada yang menuduh semua habib identik dengan “tidak punya” atau “minta-minta”, itu jelas fitnah yang tidak nyambung dengan kenyataan.

Kalau pun ada habib yang hidup sederhana, itu bukan berarti “ngemis”. Kita ini sering punya standar ganda: orang biasa yang miskin disebut dhuafa dan harus dibantu. Tapi giliran ada habib yang hidup pas-pasan, narasinya dipelintir jadi “habib kok minta-minta”. Itu kan framing murahan.

Kesimpulannya sederhana:

Tidak semua habib kaya, betul.

Tidak semua habib miskin, juga betul.

Tapi menuduh habaib sebagai “kaum dawir” adalah fitnah yang dipatahkan kenyataan.

Mayoritas habaib menjaga marwah, hidup dari usaha halal, bahkan jadi pengusaha sukses di Ampel. Yang saya alami siang ini bersama Habib Husen adalah bukti nyata—habaib bukan “Mendawir”, tapi justru teladan kemandirian.

Kalau masih ada yang ngotot bilang “habaib itu dawir”, saya balik bertanya: yang sebenarnya dawir itu siapa? Habib yang membangun restoran, hotel, apotek, dan travel? Atau mereka yang miskin hujjah lalu muter-muter bikin fitnah demi sensasi?